Rabu, 17 April 2019

Jalan yang penuh dengan kerikil tajam

Saya sedang melangkahkan kaki, menuju tempat yang sama setiap minggunya untuk melakukan hal yang sama setiap minggunya juga (sama namun dengan cara yang berbeda melaluinya). saya memantapkan langkah kaki saya, sayangnya saya tetap merasa sakit di telapak kaki saya. Why? Saat itu sedang hujan, saya harus melepaskan sepatu saya dan melangkah dengan kaki telanjang. Artinya telapak kaki saya bersentuhan langsung dengan apapun yang ada yang saya injak termasuk kerikil. Ya, kerikil ini tajam dan sakit bagi saya, saat telapak kaki saya tepat diatasnya.

Well, maksud saya dalam hal ini sebenarnya bukan tentang kerikil yang sedang menyiksa kaki saya, tapi kerikil dalam artian permasalahan yang saya rasakan dalam menjalani hidup ini?


Mengapa harus ada kerikil tajam?


Beberapa hal yang perlu saya tanyakan didiri saya dan kepada beberapa sahabat saya. Sayangnya, saya tidak mendapat jawaban apa-apa. Seperti pada umumnya, hanya ada kalimat “Tuhan tahu apa yang kamu rasakan, Dia mempunyai maksud membiarkanmu merasakan dan menginjak kerikil ini”. Saya menerima kalimat ini tetapi saya tidak menganggap ini sebuah jawaban, toh tidak mengubah pikiran dan memberi jalan keluar bagi saya. Saya masih tetap sedih dan meneteskan air mata.

Beberapa waktu yang saya lalui dengan kerikil tajam yang saya injak ini, saya mencoba menemukan alas kaki yang paling tebal agar tidak merasakan sakit akibat dari kerikil tajam ini, tetapi saya tidak mendapatkannya. Sampai akhirnya, seseorang mengingatkan saya meskipun sebenarnya saya sudah bahkan selalu melakukan hal yang sama seperti yang seseorang ini sarankan. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta dalam doa dan membaca kebenaran Firman-Nya. Tetapi ada yang berbeda, saya mungkin selama ini melakukannya tidak dengan sungguh-sungguh. Saya melakukannya dengan berat hati, dan hanya membenarkan diri saja. Bukan meminta Tuhan untuk menolong dan mengajarkan ketetapan-Nya dalam hidup saya.

Saya, mengambil komitmen (okay, ini bukan masalah yang mudah, saya harus memulai semuanya dari awal), saat saya memulai doa saya, saya yang dulu langsung menangis dan menyalahkan keadaan, kini harus memulai dengan ucapan syukur. Saya yang dulu saat doa selalu bertanya mengapa? Kini dengan mengucapkan kata-kata “ajarkanlah saya ketetapan-Mu”, saya yang dulu saat doa dengan mendikte yang Maha kuasa, seolah-olah saya yang tahu semuanya, kini harus tunduk kepada-Nya dengan berkata “Kehendak-Mulah yang terjadi”.

Untuk mengubah semuanya ini, bagi saya sulit. Saya harus sepenuhnya menundukkan keakuan saya dihadapan-Nya. menundukkan kemahatahuan saya (yang sesungguhnya saya tidak tahu apa-apa), dan harus bungkam ketika saya menyadari bahwa Dialah yang berkuasa atas hidup saya dan semesta ini.

Puji Tuhan, berjalannya waktu, saya menemukan diri saya. Saya sebenarnya adalah anak yang dikasihi-Nya. Saat itu dan sampai sekarang, kebenaran-Nya itu menguatkan saya. Begini “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Ny, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibrani 12:6). Saya sadar, saya mulai berbesar hati dengan semua kerikil tajam yang saya injak selama ini, yang menyakiti saya. Tuhan mengasihi saya dan Tuhan sedang mendidik saya dan memperingatkan saya menjalani hidup saya. Dan itu benar, saya membayangkan jika Tuhan tidak membiarkan saya menginjak kerikil tajam ini, saya mungkin tidak akan pernah bisa membantu orang lain untuk memperingatkan dan menyadarkan mereka dengan jalan yang mereka sedang injak. Atau mungkin saya akan terlalu nyaman dengan jalan saya yang akhirnya saya akan terus melangkah namun dengan arah yang salah.

Tuhan sedang membuat saya bertekun dalam iman,  bukan karena kemauan saya. Namun, karena kuasanya yang mengubah saya, hati saya, pikiran saya, dan semuanya yang salah didalam diri saya. Dia membuat saya agar tidak lupa bersyukur, berdoa, dan merenungkan kebenaran Firman-Nya dalam hidup saya.

Saya, tidak tahu seberapa sakitnya anda dan saya sekarang disakiti oleh kerikil tajam di hidup ini, tetapi yang pasti Tuhan sangat mengasihi anda dan saya. Dia sedang mempersiapkan anda dan saya untuk sesuatu yang besar, entah itu diatas bumi atau didalam surga. Amin


Tuhan yesus memberkati


Jangan lupa bersyukur dan berbahagialah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sepenggal dari keseluruhan

Seusai dari kekacauan yang terjadi, oleh karena keadaan sulit yang tidak diterima dengan baik, akhirnya memilih untuk melepaskan semuanya. B...