Rabu, 31 Juli 2019

Perasaan sudah melakukan yang terbaik

Melewati bagian-bagian waktu yang di berikan oleh sang Penguasa, sampai akhirnya saya merasa jenuh dan berpikir saya sudah melakukan yang terbaik. Tapi, ada sesuatu yang sepertinya mencekik saya saat kalimat itu muncul di pikiran saya. Benarkah saya sudah melakukan yang terbaik? yeah, mungkin dengan alasan saya well, toh yang saya lakukan adalah pelayanan untuk Tuhan bukan seperti mereka yang memikirkan diri mereka saja (pede amat ya). Akan tetapi saya sadar jika semua yang sudah saya lewati dan yang saya lakukan bukanlah yang terbaik. yaps, terbaik menurut saya sendiri, tetapi saya berpikiran tentang bagaimana menurut orang lain dan terlebih Tuhan. 

Saya beberapa waktu mendengar sebuah lagu yang menyatakan kuhanya peduli diriku dan ku tak mau tahu rindu-Mu. Bahkan ada sebuah buku yang berkata begini "kita berpikir bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, tetapi nyatanya kita hanya melakukan semuanya itu karena keinginan kita dalam hal pelayanan sekalipun. Saya jadi ragu dengan beberapa waktu yang sudah saya lewati dan yang sudah saya lakukan. Saya mungkin bisa saja memiliki alasan bahwa saya melakukan semuanya untuk pelayanan dan itu yang terbaik. Tidak sepenuhnya kayaknya. Ada beberapa hal yang harus di perbaiki dan yang harus di perbarui (itu sesuatu yang rahasia).

Lalu apa yang menjadi standar bagi kita untuk melakukan yang terbaik?
Pikirkanlah baik-baik apa yang kamu lakukan (Tuhan dan sesama serta diri sendiri), alasan Utama kamu melakukan hal tersebut, dan Allah sang Pencipta dimuliakan terhadap hal itu.

Hampir sebulan saya boleh melewati tanggung jawab di desa yang penuh dengan kebahagiaan bersama dengan mereka yang baik hati


Jangan lupa bersyukur dan berbahagialah 😇

Kamis, 04 Juli 2019

Sepenggal Kisah Kunjungan


04 juli 2019


Ema (teman pelayanan saya) dan saya hari ini pergi kunjungan ke rumah jemaat. Sedikit ada kesalahan, kami salah masuk gang (agak jauh melangkah). Akhirnya, kami menemukan gang yang benar. Kami belum sampai di rumah mbah yang kami kunjungi sudah di sambut dari jauh. Senyum yang begitu tulus, itulah yang saya lihat dan rasakan. Sesampai didalam rumah, langsung di jamu (agak aneh sih, mungkin sebelumnya tidak pernah digitukan) tetapi itu sangat hangat.

Akhirnya tiba pada intinya, mbah bercerita dengan kami. Itu sangat menakjubkan, sesuatu yang tidak pernah bahkan jauh dari apa yang saya pikirkan tentang mbah.

Jadi begini…

Mbah ini, dulunya bukanlah seorang yang percaya dengan Tuhan Yesus. Mbah hidup dengan tradisi yang kuat dan dia setiap melangkahkan kaki dari rumah selalu menghitung langkah (entah apalah itu, katanya kaki kanan atau kaki kiri duluan yang melangkah), tetapi itu dulu. Mbah juga tidak suka dengan mahasiswa-mahasiswa yang kunjungan ke beberapa tetangganya (sperti yang kami lakukan sekarang ini). Tetapi semakin dia membenci dan tidak suka, malah semakin dia penasaran. Kata mbah, waktu itu dia sempat mengintip mahasiswa diluar yang sedang merangkul beberapa orang/memberitakan Firman Tuhan dari lubang bamboo rumahnya. Dia mulai merasa sangat nyaman, dia ingin diperlakukan seperti itu. Ada salah satu nyanyian yang membuat dia seperti di luluhkan hatinya  akhirnya, dia mulai mendekatkan dirinya dengan mahasiswa-mahasiswa yang pelayanan, akhirnya dia sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus (saya merinding dengarnya temans). Tetapi, dia dicibir banyak orang (namanya juga pengikut Yesus selalu aja ada tantangannya). Tidaklah mudah, bahkan keluarganya masih belum percaya kepada Yesus. Namun, mbah mengisahkan bahwa meskipun dia tidak harus memaksa keluarganya percaya Yesus, mbah terus berdoa dan percaya. Akhirnya suaminya menerima Yesus sebagai Juruselamat dan anak-anaknya juga. Dan sampai sekarang, mereka terus percaya Yesus. Kisah yang sangat memberkati.

“hidup mbah dan keluarga sangat tidak baik dulu, hidup didalam ketidakpastian, namun setelah percaya Yesus Kristus semuanya di berkati Tuhan, semuanya bahkan berkelimpahan” tambah mbah mengakhiri obrolan kami.

Semoga kisah ini memberkati kita


Tuhan Yesus memberkati

Jangan lupa bersyukur dan berbahagialah

Selasa, 02 Juli 2019

Yang ku tahu

Awalnya, saya cukup tidak memiliki kepastian dengan apa yang saya putuskan untuk melakukannya. Saya hanya memaksa diri saya melawan semua kekuatiran, ketakutan, dan keterbatasan saya. Tetapi, waktu membawa saya sadar (waktu Tuhan yang baik). Memang, setiap waktu yang saya lalui tidaklah lancer, tidaklah semua sama seperti yang saya pikirkan atau rencanakan. Tetapi, yang saya tahu semuanya lebih dari apa yang saya pikirkan.. Itulah yang terjadi, itulah yang saya alami. Tuhan begitu baik, semuanya baik bahkan disaat masa sulit saya sekalipun (kebaikan Tuhan nyata).

Pernah merasakannya?
atau masih belum sadar akan hal itu?
Percayalah, Tuhan baik. Baik bagi saya, kamu, dan kita semua.

Yang ku tahu adalah ketidaktahuan saya tentang rencana indah Tuhan (namun telah terjadi di setiap waktu hidup saya)


Tuhan Yesus memberkati

Jangan lupa bersyukur dan berbahagialah 😇

Sepenggal dari keseluruhan

Seusai dari kekacauan yang terjadi, oleh karena keadaan sulit yang tidak diterima dengan baik, akhirnya memilih untuk melepaskan semuanya. B...