04 juli 2019
Ema (teman pelayanan saya) dan saya hari ini pergi kunjungan ke rumah jemaat. Sedikit ada kesalahan, kami salah masuk gang (agak jauh melangkah). Akhirnya, kami menemukan gang yang benar. Kami belum sampai di rumah mbah yang kami kunjungi sudah di sambut dari jauh. Senyum yang begitu tulus, itulah yang saya lihat dan rasakan. Sesampai didalam rumah, langsung di jamu (agak aneh sih, mungkin sebelumnya tidak pernah digitukan) tetapi itu sangat hangat.
Akhirnya tiba pada intinya, mbah bercerita dengan kami. Itu sangat menakjubkan, sesuatu yang tidak pernah bahkan jauh dari apa yang saya pikirkan tentang mbah.
Jadi begini…
Mbah ini, dulunya bukanlah seorang yang percaya dengan Tuhan Yesus. Mbah hidup dengan tradisi yang kuat dan dia setiap melangkahkan kaki dari rumah selalu menghitung langkah (entah apalah itu, katanya kaki kanan atau kaki kiri duluan yang melangkah), tetapi itu dulu. Mbah juga tidak suka dengan mahasiswa-mahasiswa yang kunjungan ke beberapa tetangganya (sperti yang kami lakukan sekarang ini). Tetapi semakin dia membenci dan tidak suka, malah semakin dia penasaran. Kata mbah, waktu itu dia sempat mengintip mahasiswa diluar yang sedang merangkul beberapa orang/memberitakan Firman Tuhan dari lubang bamboo rumahnya. Dia mulai merasa sangat nyaman, dia ingin diperlakukan seperti itu. Ada salah satu nyanyian yang membuat dia seperti di luluhkan hatinya akhirnya, dia mulai mendekatkan dirinya dengan mahasiswa-mahasiswa yang pelayanan, akhirnya dia sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus (saya merinding dengarnya temans). Tetapi, dia dicibir banyak orang (namanya juga pengikut Yesus selalu aja ada tantangannya). Tidaklah mudah, bahkan keluarganya masih belum percaya kepada Yesus. Namun, mbah mengisahkan bahwa meskipun dia tidak harus memaksa keluarganya percaya Yesus, mbah terus berdoa dan percaya. Akhirnya suaminya menerima Yesus sebagai Juruselamat dan anak-anaknya juga. Dan sampai sekarang, mereka terus percaya Yesus. Kisah yang sangat memberkati.
“hidup mbah dan keluarga sangat tidak baik dulu, hidup didalam ketidakpastian, namun setelah percaya Yesus Kristus semuanya di berkati Tuhan, semuanya bahkan berkelimpahan” tambah mbah mengakhiri obrolan kami.
Semoga kisah ini memberkati kita
Tuhan Yesus memberkati
Jangan lupa bersyukur dan berbahagialah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar